Warga Antre Beli Beras Bulog, Anwar Abbas: Tanda Banyak yang Miskin

JAKARTA - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia atau MUI, Anwar Abbas, menyatakan bahwa fenomena warga yang antre untuk membeli beras murah dari Bulog menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat miskin dan berpendapatan rendah di Indonesia.

Feb 26, 2024 - 12:03
Feb 26, 2024 - 12:37
 325220
Warga Antre Beli Beras Bulog, Anwar Abbas: Tanda Banyak yang Miskin
Warga Antre Beli Beras Bulog, Anwar Abbas: Tanda Banyak yang Miskin

Anwar menjelaskan bahwa untuk membeli beras SPHP Bulog sebanyak 10 kilogram, dibutuhkan biaya sekitar Rp106.000, sementara harga beras di pasaran saat ini mencapai Rp150.000 untuk jumlah yang sama. Hal ini menyebabkan selisih harga sebesar Rp44.000 yang membuat warga rela antre berjam-jam demi mendapatkan beras Bulog.

Menurut Anwar, maraknya antrean untuk membeli beras Bulog bukanlah hanya masalah kenaikan harga beras, tetapi lebih pada rendahnya tingkat pendapatan masyarakat.

Anwar menegaskan bahwa kenaikan harga beras justru dapat menguntungkan petani dan mendorong minat generasi muda untuk menjadi petani. Namun, inti masalah yang dihadapi adalah rendahnya pendapatan dan daya beli masyarakat, terutama mereka yang berada di lapisan bawah.

Sebelumnya, operasi pasar beras Bulog di beberapa wilayah ditandai dengan antrean warga yang panjang, yang ingin membeli beras SPHP Bulog dengan harga lebih murah daripada harga beras di pasaran.

Harga beras saat ini telah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, dengan harga beras medium mencapai Rp14.310 per kilogram dan beras premium Rp16.390 per kilogram.

Berdasarkan laporan Bulog, hingga 25 Februari 2024, realisasi operasi pasar beras SPHP mencapai 322.930 ton. Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Bulog untuk meningkatkan penyaluran beras SPHP menjadi 200.000 ton per bulan untuk Januari hingga Maret 2024, sebagai upaya untuk menstabilkan harga beras yang terus meningkat sejak awal tahun ini.

Penjualan beras SPHP melalui program Bulog SIAGA akan berlangsung hingga 6 Maret 2024, dengan harga Rp53.000 - Rp54.500 per 5 kilogram. Program ini bertujuan untuk meminimalisir kerumunan warga dengan menjual beras SPHP di kantor-kantor Kelurahan.

Selain itu, beras SPHP juga akan didistribusikan melalui distributor, pasar tradisional, dan ritel modern, dengan harapan dapat mencapai lebih banyak masyarakat.